CONSTANT MARKET SHARE ANALYSIS (CMSA) EXPORTED VALUE FROM MALAYSIA TO JAPAN 2005-2010

CONSTANT MARKET SHARE ANALYSIS (CMSA)

EXPORTED VALUE FROM MALAYSIA TO JAPAN

2005-2010

                                                                                        Frida Yanti Putri Nababan

1006689952

 

  1. 1.      Pengantar

 

Constant Market Share Analysis (CMSA) adalah metode statistik yang popular dilakukan untuk mendekonstruksi (membedah) perubahan pada arus perdagangan internasional terhadap beberapa komponen, yaitu efek pertumbuhan impor, efek komposisi, dan efek daya saing.

Dalam essay singkat ini, saya akan berusaha mencari tahu komoditas bersaing ekspor Malaysia di pasar Jepang.

 

  1. 2.      Methodology

 

 

NOTES:

Xij1= Ekspor dari Komoditas i menuju negara j pada periode t-1

Xij2= Ekspor dari komoditas i menuju negara j pada periode t

m= Persentase perubahan dasri seluruh komoditasyang diimpor oleh negara j

mi= Persentase perubahan impor dari komoditas i pada negara j

 

INTERPRETASI

 

  • Efek Pertumbuhan Impor yang positif mengimplikasikan ekspor suatu negara pada komoditas tertentu meningkat karena permintaan pada pasar tujuan terhadap komoditas itu juga meningkat, vice versa
  •  Efek Komposisi yang positif mengimplikasikan ekspor suatu negara pada komoditas tertentu meningkat karena komposisi komoditas yang baik pada negara tersebut, vice versa. Komposisi ini juga mengimplikasikan terjadinya spesialisasi pada produk tersebut.
  •  Efek Daya Saing yang positif mengimplikasikan adanya peningkatan ekspor yang disebabkan kemampuan penetrasi dari produk tersebut, vice versa.

 

 

  1. 3.      CMSA Nilai Ekspor Malaysia ke Jepang di tahun 2005-2010

 

 

Import Jepang 2005-2010

 

 

Dengan menginvestigasi seluruh total import Jepang pada tahun 2005 hingga 2010 dengan menggunakan data dari UN-Comtrade, maka saya menemukan 5 produk import tertinggi yang masuk ke Jepang, yaitu:

ü  Mineral fuels, mineral oils and products of their distillation; bituminous substances; mineral waxes

ü  Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers, television image and television image and sound recorders and reproducers, and parts and accessories of such articles

ü  Wood and articles of wood; wood charcoal

ü  Nuclear reactors, boilers, machinery and mechanical appliances; parts thereof

ü  Animal or vegetable fats and oils and their cleavage products; prepared edible fats; animal or vegetable waxes

 

Setelah melakukan penghitungan CSMA (tersedia dalam bentuk excel) maka diperoleh hasil dari dekomposisi CMSA dari ekspor Malaysia ke Jepang di tahun 2005-2010.

 

Products

HS Code

Import Growth Rate

Composition Effect

Competitiveness Effect

Total Effect

Mineral fuels, mineral oils and products of their distillation; bituminous substances; mineral waxes

 

27

$4,337,778,457

 

$184,153,766

 

$3,688,471,293.68

 

$8,210,403,517

 

Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers, television image and sound recorders and reproducers, and parts and accessories of such articles

 

85

$1,210,221,263

 

$327,366,053

 

$995,386,165.39

 

$2,532,973,482

 

Wood and articles of wood; wood charcoal

 

84

$74,720,073

 

$102,034,233

 

$60,158,813.42

 

$236,913,119

 

Nuclear reactors, boilers, machinery and mechanical appliances; parts thereof

 

44

($122,341,214)

 

$100,455,490

 

($96,711,301.96)

 

($118,597,026)

 

Animal or vegetable fats and oils and their cleavage products; prepared edible fats; animal or vegetable waxes

 

90

$109,511,553

 

$44,477,265

 

$89,342,180.57

 

$243,330,999

 

Sumber : UN-COMTRADE, proceed

 

 

 

Sumber : UN-COMTRADE, proceed

 

INTERPRETASI

 

  1. 1.      Import Growth Rate

 

Seperti dapat kita lihat bahwa dari kelima produk tersebut, 4 dari 5 produk tersebut memiliki nilai import growth rate yang positif, sementara yang lainnya bernilai negatif. Nilai import growth rate yang bernilai positif berarti ekspor Malaysia pada komoditas 4 komoditas tersebut, yaitu mineral fuels, mineral oils and products of their distillation; bituminous substances; mineral waxes; electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers, television image and television image and sound recorders and reproducers, and parts and accessories of such articles; wood and articles of wood; wood charcoal; dan animal or vegetable fats and oils and their cleavage products; prepared edible fats; animal or vegetable waxes meningkat karena permintaan pada pasar tujuan terhadap komoditas itu juga meningkat. Meningkatnya permintaan Jepang terhadap empat komoditas tersebut dapat dijelaskan oleh terjadinya gempa bumi dan tsunami yang mengakibatkan 3 kali kerusakan fatal, terutama di sisi supply, yaitu kerusakan karena gempa bumi itu sendiri, kerusakan karena tsunami, dan penurunan supply energy akibat kehancuran energi nuklir dan kilang minyak di Jepang. Hal ini pada awalnya menurunkan permintaan output karena semakin sedikitnya investor yang bersedia melakukan investasi di Jepang akibat resiko yang meningkat. Namun, akhirnya, seiring stabilnya perekonomian Jepang, akhirnya permintaan terhadap barang-barang import kembali menguat akibat kebutuhan rekonstruksi dan re-stock barang produksi. Hal ini yang menjelaskan import growth rate pada 4 komoditas import Jepang yang bernilai positif. Namun, akibat resiko penggunaan tenaga nuklir yang meningkat ,maka permintaan terhadap nuclear reactors menurun, seiring dengan semakin mahalnya biaya produksi maka boilers, machinery and mechanical appliances juga relative lebih sedikit dari yang seharusnya akibat fixed cost awal yang harus dikurangi di awal rekonstruksi produksi di Jepang pasca bencana.

 

  1. 2.      Composition Effect

Seperti bisa kita lihat, nilai composition effect pada ke 5 komoditas tersebut bernilai positif, yang berarti ekspor Malaysia pada kelima komoditas tersebut meningkat karena komposisi komoditas yang baik di Jepang, vice versa. Komposisi ini juga mengimplikasikan terjadinya spesialisasi pada kelima komoditas tersebut.Menurut Schott (2004), yang menjadi pendorong utama terjadinya spesialisasi produk adalah perbedaan endowment yang disebutkan dalam teori Hecksher-Ohlin. Dalam kondisi  ini, dengan Malaysia diindiksikan berhasil dalam melakukan spesialisasi produk-produknya sesuai denga factor endowment nya, Malaysia yang semakin capital intensive mulai melakukan spesialisasi di produk-produk yang bernilai tambah tinggi sehingga meningkatkan profit dan meminimalisasi biaya produksinya, sehingga proses produksi di Malaysia semakin efisien, terbukti dari volume ekspor Malaysia yang meningakt cukup signifikan sebesar 15.7% dan mengakibatkan total surplus sebesar RM 110.23 billion (MITI Report 2010)

 

 

  1. Competitiveness Effect

Sama seperti import growth effect, nilai competitiveness effect pada 4 dari 5 komoditas bernilai positif dan satu lainnya bernilai negatif. Nilai competitiveness effect pada 4 komoditas yang bernilai positif tersebut mengindikasikan peningkatan ekspor produk Malaysia di pasar Jepang yang disebabkan kemampuan penetrasi dari 4 komoditas tersebut. Hal ini lebih disebabkan dengan semakin tingginya permintaan dunia terhadap 4 komoditas ekpor Malaysia ini, terutama produk Electrical and Electronics(E&E). Nilai positif pada empat komoditas tersebut berarti meningkatnya negara tujuan ekspor Malaysia pad empat komoditas tersebut (penetrasi pasar meningkat). Hal ini dijelaskan oleh target Malaysia untuk memfokuskan diri dalammeningkatkan pangsa pasar terutama di negara-negara yang berpotensi menjadi kekuatan baru dengan produksi yang juga diprediksikan akan meningkat, seperti Brazil, Rusia, India, dan China (BRIC). Sedangkan produk seperti nuclear reactor jelas menurun permintaannya akibat terjadinya bencana akibat error implementasi tenaga nuklir di Jepang yang meningkatkan resiko negara-negara yang mengadopsi tenaga nuklir. Sehingga permintaan terhadap komoditas yang dipakai oleh negara-negara yang menggunakan tenaga nuklir mengalami penurunan negara tujuan ekspor.

 

 

*******

Leave a comment