RCA – China Indonesia – 2010

 By: Nia Kurnia Sholihah | 1006662124

 

Revealed Comparative Advantage (RCA) merupakah salah satu cara mengukur keunggulan suatu produk yang dapat diperbandingkan dalam suatu daerah atau kawasan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa (1965). RCA dihitung dengan membandingkan performa produk ekspor suatu negara dengan ekspor dunia untuk produk tersebut.

Berdasarkan perhitungan RCA dari 97 kelompok komoditas yang diimpor oleh China dari Indonesia  pada tahuh 2010 diketahui bahwa 10 komoditas dengan RCA tertinggi adalah sebagai berikut (urutan dari terbesar sampai terkecil):

ProductCode

ProductDescription

07

Edible vegetables and certain roots and  tubers.

85

Electrical mchy equip parts thereof;  sound recorder etc

15

Animal/veg fats & oils & their cleavage  products; etc

14

Vegetable plaiting materials; vegetable  products nes

18

Cocoa and cocoa preparations.

80

Tin and articles thereof.

92

Musical instruments; parts and access of  such articles

09

Coffee, tea, matï and spices.

40

Rubber and articles thereof.

46

Manufactures of straw, esparto/other  plaiting mat; etc

 Image

Cina adalah pesaing di hampir setengah dari pasar bersih ekspor Indonesia, terutama untuk padat karya manufaktur, Indonesia secara keseluruhan memperluas ekspor bersih di sektor-sektor bersaing. Selama Indonesia mempertahankan pasar tenaga kerja yang fleksibel dan sistem keuangan yang dapat cukup memulihkan untuk membiayai investasi baru di sektor-sektor bersaing dengan China, kompetisi ini bisa meningkatkan efisiensi Indonesia dan spesialisasi produk. Dengan kekuatannya dalam ekspor komoditas primer, Indonesia juga baik ditempatkan untuk mendapatkan keuntungan dari permintaan industri Cina berkembang untuk input.

 

 

 

Reference:

 

http://wits.worldbank.org/wits/

http://www.wbiconpro.com/226-Suthathip.pdf

http://www.dfat.gov.au/publications/chinas_rise/summary.html

 

 

 

 

5 thoughts on “RCA – China Indonesia – 2010

  1. asfiyape says:

    Hei Nikur, mau nanya nih, berhubung saya lagi tertarik dengan isu-isu perekonomian negara tirai bambu ini 😀
    Kan dari 10 produk dengan angka RCA tertinggi itu, nomor 1 dipegang oleh Edible vegetables and certain roots and tubers, nah.. itu ratio RCA Indo-China lebih dari 1 kan, tentunya?
    Adakah pesaing Indonesia sebagai negara super kaya SDA dalam impor komoditas ini ke China? Jika ada, negara apa? Thx by the way 🙂

    • niakurniasholihah says:

      hai aspeeeee, maaf untuk informasi itu aku belom dapet ni, nanti kalo udah dapet, pasti dishare disini kok, atau kalo aspe dapat duluan boleh juga bagi infonya disini =)

  2. wah, ternyata China banyak ngimpor syur-an umbi-umbian dari Indonesia ya…. menurut ini wajar,,,, karena indonesia negara tropis…. tapi satu hal yang membuat gw bingung, kenapa jeruk china malah banyak diimpor Indonesia ya… bukankah kalo kita banyak ekpor tanaman seperti sayuaran dan umbi, untuk jeruk harusny juga iya dong…? mungkin karena perkebunan jeruk Indonesia belum digarap optimal kali ya.. atau juga sam dengan produk cina lainnya yang lebih murah biaya produksinya dibandingkan produks jeruk indonesia ya,,,
    kayaknya benar juga tuh,biaya transpor kapal laut dari cina itu lebih murah daripada biaya bawa jeruk dari berastagi ke jakarta, gara-gara banyak tukang palak jalananannya..
    hehe, ternyata benar juga tu teori gravitasi model, jarak bukan hanya berdasarkan ukuran fisik, tapi juga dari kemudahan dan kendala kmanan juga membuat jarak itu semakin jauh…

    Berastagi-jakarta lebih jauh dari china- jakarta…

    eits kayaknya, sebagai pemerintah yang baik harusnya jagan terlalu bnyaklah impor jeruk, kasian juga petaninya, klo ngga mau nurunin impor konsekuensinay pemerintah harus nurunin biaya produksi jeruk indonesia gar nggak kalh saing dengan cara ngasih subsidi pupuk, peningkatan keamanan dan dukungan moril juga kali ya.. hidup pemerintah Indonesia

    • azizon 1006771314 🙂

    • niakurniasholihah says:

      hai azizon, terimakasih atas commentnya yang super canggih
      menurutku juga gitu, gravitasi model sangat relevan kalo dihubungin sama bagaimana kemudahan mendekatkan jarak yang jauh itu
      mungkin yang masalah jeruk, selain dua kemungkinan yang kamu kemukakan, bisa juga karena masyarakat lebih tinggi permintaannya ke jeruk cina karena dianggap lebih berkualitas, tanpa tahu jeruk dalam negri juga gak kalah berkualitas dan manis tentunya
      mungkin selain dari pemerintah, dari masyarakat terutama kita sendiri bisa ditingkatkan kecintaan sama produk dalam negrinya =)

Leave a reply to asfiyape Cancel reply